Renungan Harian 31 Januari 2022

Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu. 

Kis 5:5

 Manusia berdosa sungguh tidak dapat sanggup dan tidak tahan berdiri di hadapan pengadilan Tuhan. Itu yang dialami oleh Ananias. Ketika Tuhan mempertanyakan hati jahatnya, dan memberikan penilaian bahwa dia sedang mendustai Allah, maka tidak ada ruang dan kesempatan untuk bertobat. Mengapa? Karena dari permulaan Ananias bukan dimiliki oleh Tuhan dan tidak memiliki Tuhan di dalam hatinya. 

Sedari awal, Ananias dimiliki Iblis dan Iblis ada di dalam hatinya sekalipun Ananias berada di lingkungan umat Tuhan (gereja). Iblis adalah tuannya Ananias. Ananias sombong dan egois, layaknya seperti tuannya, Iblis. Setelah Tuhan bertanya yang diwakili rasul Petrus, seketika itu juga Ananias rebah dan mati di hadapan jemaat. Peristiwa ini tersiar luas di antara jemaat mula-mula saat itu dan mereka ketakutan.

Saudara, kita berada dalam dunia yang tidak menganggap serius perbuatan dosa. Dunia meminimalkan konsekuensi dari tindakan dosa dan itu membuat kita juga tidak terlalu serius terhadap dosa. Kita menjadi tidak serius terhadap kekudusan Allah dan merelatifkan tuntutan Tuhan. Kita lihai menutupi kejahatan hati kita di hadapan manusia. Tetapi apakah kelihaian kita itu bersifat kekal? Tidak. Tuhan akan menarik kita ke pengadilan-Nya. Dari peristiwa Ananias, kiranya kita boleh belajar bahwa pertimbangan hati dan kecondongan hati adalah serius di hadapan Tuhan. Amin.

-es-