Renungan Harian 29 Oktober 2022

Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullan si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan tercerai-berailah seluruh pengikutnya.

Kisah Para Rasul 5:37 

Pada bagian ini Gamaliel memberikan contoh lain yaitu Yudas, setelah Teudas. Dia adalah seorang Galilea. Asalnya sama dengan murid-murid dari Yesus. Yudas ini seorang yang memberontak, dan pada akhirnya dia dibunuh. Apa yang dialami murid-murid Teudas, juga dialami murid-murid Yudas. Namun jika kita membandingkan kisah Teudas dan Yudas yang mati dibunuh dengan kisah Yesus yang juga mati dibunuh, kita melihat perbedaan besar. Yesus mati menyerahkan nyawa-Nya ke tangan para penyamun. Yesus rela dibunuh. Kerelaan itu tidak ada pada diri Teudas dan Yudas.
Gamaliel sebagai dosen, guru besar, dan pengamat yang telah mengamati banyak movement. Dia menyimpulkan bahwa jika itu berasal dari Allah, maka gerakan itu akan berhasil. Jika bukan dari Allah, maka gerakan itu akan kolaps sendiri. Kiranya kisah dari Teudas dan Yudas memberi kita pelajaran berharga untuk tidak takut atau gentar terhadap orang seperti Teudas dan Yudas di dalam pelayanan kita. Orang-orang seperti Teudas dan Yudas di zaman sekarang pun akan hilang dan lenyap dengan sendirinya ketika apa yang mereka lakukan adalah keinginan daging mereka sendiri. Artinya: tindakan mereka adalah perlawanan terhadap Allah. Apakah ada yang sanggup bertahan terhadap Allah?

-es-