Renungan Harian 15 Oktober 2022

Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai- berailah seluruh pengikutnya dan lenyap.  

Kisah Para Rasul 5:36 

Dalam kisah ini, guru besar bernama Gamaliel memberikan contoh tentang Teudas yang mengaku istimewa ke publik karena ia punya pengikut sebanyak 400 orang. Jumlah itu tidak sedikit dan tentu saja Teudas layak dianggap menjadi pemimpin. Ia punya charisma pemimpin yang baik sampai ada 400 orang yang ikut dia. Teudas mengklaim dirinya sebagai Mesias, tetapi berakhir dibunuh. Artinya dia bukan Mesias. Mereka semua tercerai-berai dan lenyap. Artinya, pengaruh dan gerakan Teudas berakhir sia-sia dan lenyap.

Kisah Teudas dipakai Gamaliel untuk menasehati para imam dan pengikutnya atas tindakan mereka terhadap pengikut Kristus. Maksudnya, jika Yesus sama seperti Teudas, maka yang terjadi dengan murid-murid Teudas juga akan terjadi kepada murid Yesus—hilang dan lenyap, karena Teudas bukan berasal dari Allah. Maksudnya adalah yang tidak benar tidak akan pernah kekal, yang tidak benar tidak akan pernah lama dan yang tidak benar pasti akan hilang sendiri.   

Dari nasihat Gamaliel kita belajar untuk tidak fokus terhadap hal yang bukan utama, seperti ajaran yang salah, situasi-situasi tidak nyaman dan sulit, atau orang-orang toxic yang selalu merongrong kehidupan pribadi yang membuat kita lelah. Gamaliel mengatakan: yang tidak penting akan tercerai-berai dan hilang.

-es-