Renungan Harian 12 April 2022

Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang   waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak   gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.  

Yohanes 19:39    

Nikodemus pertama kali diceritakan sebagai anggota Sanhedrin yang datang kepada Kristus pada waktu malam (Yoh 3), karena tidak mau diketahui oleh rekan-rekan Sanhedrin-nya. Namun dalam kisah selanjutnya, Nikodemus mulai menunjukkan arah hatinya. Dia menyatakan perbedaan pendapat dengan para Farisi lain ketika mereka berniat jahat kepada Kristus (Yoh 7:50-51).

Puncaknya ketika dia dengan berani secara terang-terangan membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu sebanyak 75 pound (ESV) sebagai rasa cintanya kepada Kristus, yang saat itu menjadi musuh bersama para Farisi dan seorang terpidana mati oleh kerajaan Romawi. Saat Yudas berkhianat, Petrus menyangkal, dan murid lain lari, Nikodemus berani menunjukkan kasihnya pada Kristus, yang jelas akan mengancam status elitenya sebagai anggota Sanhedrin, bahkan mungkin nyawanya. Respon cinta Nikodemus terwujud dalam perbuatan nyata bahkan di tengah kondisi mengancam.

Bagaimana dengan kita? Sejauh mana kita rela menyatakan cinta pada Kristus yang terlebih dahulu rela mati dan bangkit bagi kita?

-hes-