Renungan Harian 03 Maret 2022

“Di kota itu ada seorang perempuan yang   terkenal sebagai seorang berdosa. […] ‘Jika Ia ini nabi, tentu Ia   tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-  Nya ini; tentu Ia tahu bahwa perempuan itu adalah seorang   berdosa.’”

Lukas 7:37a, 39b

Dalam peristiwa ini, Lukas—sejarawan gereja perdana— sengaja tidak mencatat nama si perempuan, namun mencatat, bahwa bagi penduduk kota itu ia terkenal sebagai pendosa. Nama yang menunjukkan identitas dan pribadi seolah tidak penting, stigmanyalah identitasnya. Bahkan tuan rumahnya, Farisi—dicatat bernama Simon—yang tidak mengoposisi Yesus pun “heran” Yesus sepertinya tidak tahu siapa perempuan itu.

Ironi yang Lukas paparkan menunjukkan si anonim mengenal dan menyadari siapa dan kondisi dirinya, sedangkan si bernama tidak. Mereka memang dua pribadi, namun sama-sama berkondisi sama. Yang satu tahu diri, yang lain merasa diri (jauh) lebih baik daripada si anonim.

Kenalkah kita siapa kita sesungguhnya? Di manakah kita menempatkan diri saat melabeli sesama pendosa sebagai ‘pendosa’? Kiranya Allah mengasihani kita!

-san-