Pdt. Sutjipto Subeno
Matius 17:22-23
Saudara, ayat yang kita baca mengisahkan tentang bagaimana Dia akan ke Yerusalem menanggung banyak penderitaan dari para tua-tua, imam kepala, lalu Dia diserahkan, mati, dan bangkit pada hari yang ketiga. Saudara, kalo kita membaca bagian ini, empat kali Tuhan Yesus mengatakan tentang penderitaan-Nya dan reaksi murid-murid semakin hari semakin menurun. Mereka sudah menjadi begitu skeptic, sudah tidak tahu apa yang mereka harus katakan. Saudara, ini adalah sebuah keadaan gejala yang begitu realistis, ngeri, tetapi sekaligus begitu nyata. Kenapa? Karena ketika kalimat itu muncul empat kali, mereka cuma berhenti di titik kematian. Kalimat terakhir—bangkit pada hari ketiga, sudah tidak terbaca lagi. Telinga mereka tidak mampu lagi untuk menangkap kalimat terakhir sehingga lewat begitu saja. Selain karena kalimat terakhir itu pendek, seluruh pikiran mereka sudah overwhelmed oleh satu kata yang paling menakutkan yaitu kematian—Yesus akan mati. Saudara, berita tentang kematian adalah berita yang paling tidak suka didengar manusia karena kematian merupakan hal yang sangat menakutkan di dalam sepanjang sejarah. Manusia mencoba untuk menolak mengerti tentang kematian mereka mau mencoba untuk mau menangkap apa yang terjadi dengan kematian. Di segala agama,..