Renungan Harian 28 Maret 2022

“Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. […] ‘Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.’”

Lukas 7:37a, 39b 

Simon lupa (atau ge-er?) bahwa Yesus bukan hanya menyahabatinya karena diundang dalam perjamuannya atau karena ia Farisi. Yesus adalah Sahabat para pendosa, termasuk dirinya dan si perempuan anonim yang dikiranya begitu rendah dibandingkan dirinya.

Sebagai Sahabat yang sejati, Yesus mencelikkan hati Simon dengan perumpamaan dua pengutang yang wanprestasi dan menyikapi si perempuan dengan pengampunan.

Sebagai murid-murid Kristus, mungkin kita merasa begitu mengenal Kristus, namun sikap hati—yang dicetuskan dalam ucap-gestur kita—justru membuktikan sebaliknya. Kita tidak (lebih) mengenal Kristus ketimbang mereka yang kita anggap: kurang beriman/rohani, kurang memahami atau tepat doktrinnya, kurang setia, dll. (kata ‘berdosa’ mengonotasikan hal-hal semacam ini). Barangkali kita meyakini sudah mengenal diri yang sesungguhnya, namun sesungguhnya sudahkah kita mengenal Kristus yang sejati? Kiranya Allah mengasihani kita!

-san-