Renungan Harian 28 Januari 2024

“Bersukacitalah senantiasa.”

1 Tesalonika 5:16

Perintah ini merupakan salah satu perintah yang mustahil dilakukan bagi jemaat mula-mula di Tesalonika ataupun di dalam zaman kita ini jika tidak di dalam Kristus. Kita tahu pasti jika di dalam hidup, kita kerap kehilangan sukacita. Hal menarik dari bagian ini adalah kenyataan bahwa perintah ini disampaikan oleh orang yang hidupnya terus dibayangi penderitaan dan penyiksaan. Jadi jika kita berpikir “bersukacita senantiasa” berarti selalu gembira dan tidak pernah bersedih, berarti kita salah memahami bagian ini.

Perintah untuk senantiasa bersukacita ini bukan masalah perasaan tetapi sebuah tindakan ketaatan. Ketika kita berada di dalam situasi yang sulit atau ketika kita dianiaya karena iman kita, kita punya pilihan: apakah fokus kita pada penderitaan dan mengasihani diri atau kita mengarahkan pikiran pada perkara yang di atas. Ini adalah sikap sadar akan kepuasan sejati yang hanya dapat kita terima di dalam Kristus. Di dalam Kristus setiap penderitaan dan pencobaan yang kita alami menghasilkan ketekunan, tahan uji dan pengharapan yang tidak mengecewakan (Rom 5: 3-4). Karena itu tidak ada alasan untuk tidak bersukacita. Bersukacitalah senantiasa.

-yr-