Renungan Harian 28 Februari 2023

Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari   suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun   lamanya bersama suaminya,  (37)  dan sekarang ia janda dan berumur delapan   puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.

  Luk 2:36-37  

Selain Simeon, seorang nabi perempuan yang sudah sangat lanjut usianya, Hana, mendapat anugerah mengenali Sang Juruselamat. Saat itu Hana sudah menjadi janda yang berusia 84 tahun. Ia begitu rajin bertekun berdoa dan berpuasa.

Hana, tidak dicatat dimanapun, dan kelihatannya hanya seorang nabi perempuan biasa yang tidak menonjol terkenal di luar. Tetapi Tuhan melihat dia sebagai seorang yang sangat rohani. Ia menantikan pengharapan hadirnya Sang Mesias. Pengharapan ini tidak sia-sia. Tuhan menyatakan diri kepadanya. Ketika Hana tahu Sang Juruselamat itu telah datang, ia begitu bersukacita. Tidak berhenti ia menyaksikan hal itu pada banyak orang.

Melalui hal ini kita belajar bagaimana Allah melihat seseorang dan sekaligus melihat bagaimana Allah menyatakan Diri-Nya. Allah bukan melihat kehebohan di luar, tetapi Allah menilik hati seseorang. Setiap orang yang menaruh pengharapan pada Allah, dan hatinya melekat pada Allah, Allah pasti tidak akan membiarkan dia. Bagaimana dengan kita?

-ss-