Renungan Harian 19 Maret 2024

“Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar – tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati-. Akah tetapi Allah menunjukan kasih-Nya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Roma 5:7-8

Kristus mengorbankan diri agar manusia berdosa dibenarkan dan didamaikan dengan Allah. Dia tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari pengorbanannya malah Dia harus menderita terpisah dari Allah di atas kayu salib agar kita yang terpisah dari Allah dipersatukan Kembali. Bagi Paulus, level pengorbanan ini sangat besar dan John Piper seorang hamba Tuhan mengatakan ini adalah ekspresi kasih tertinggi di mana seseorang yang benar berkorban untuk orang lain yang sebenarnya melawan-Nya. Paulus menegaskan pengorbanan ini sangat berbeda, karena umumnya jika untuk orang benar saja seseorang susah untuk berkorban, tetapi Tuhan Yesus bahkan berkorban untuk yang berdosa. Paling jauh manusia berdosa bisa berkorban untuk orang yang mungkin pernah berbuat baik kepada dia, pengorbanan yang dia lakukan sebatas membayar hutang budi. Namun di sisi lain, manusia berdosa dengan segenap kekuatan berupaya untuk mengorbankan orang lain demi keuntungan pribadi.

Tidak demikian dengan kita, setelah menerima anugerah keselamatan dalam pengorbanan Yesus Kristu, Paulus mendorong jemaat dan kita untuk mengerjakan hal yang sama dengan Kristus yakni tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan memberi makan seteru yang menentang atau memusuhi kita, serta tidak membalas kejahatan dengan kejahatan melainkan perbuatan benar. (Roma 12:20-21). Inilah spirit menghancurkan/mengorbankan diri, karena hanya dengan demikian mereka dapat melihat kasih Allah yang mungkin akan membawa mereka kepada pendamaian dengan Allah.

-sn-