Renungan Harian 14 April 2023

Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene, (2) pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.

Luk 3:1-2       

Kristus hadir di tengah kerusakan agama yang sedang memproklamasikan kerusakannya. Agama diharapkan oleh banyak orang menjadi sarana untuk menjadikan orang baik dan dunia damai. Tetapi agama justru menjadi tempat rusak karena yang menjadi pemimpin adalah orang yang berdosa dan rusak total. Saat itu, agama Yahudi dianggap agama yang begitu agung. Tetapi Imam Besar yang harusnya hanya seorang, saat itu ada dua karena semua mau berkuasa.

Ada seorang pendeta menjadi ateis, dengan alasan dia sudah mempelajari ternyata agama tidak mampu menyelesaikan kejahatan. Hal itu jelas apalagi kalau agama itu punya pendeta seperti dirinya.

Yesus justru hadir di tengah kebobrokan agama, dan mati juga di bawah tekanan agama, yang paling merasa baik, sehingga membunuh Orang Baik, dengan fitnah yang paling keji, yaitu dengan alasan berbuat hal yang baik.

Kiranya hal ini menyadarkan kita, perlunya kita mawas diri dan tidak menganggap diri baik, tetapi kembali kepada Kristus, karena pada saat kita menghakimi orang lain, kita mungkin yang paling tidak baik.

-ss-