Renungan Harian 11 November 2023

“Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku, ‘Di mana Allahmu?’ Inilah yang hendak kuingat, …; bagaimana aku berjalan dalam arak-arakan manusia, memimpin mereka ke Rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, ….”  

Mazmur 42:4-5

Pernahkah dalam hidup sebagai Kristen, kita menemukan diri seolah senantiasa dirundung kemalangan demi kemalangan, sehingga airmata pun mendominasi hari-hari hidup kita? Pemazmur mengungkapkan betapa dalamnya emosi yang ia rasakan, seolah dirinya tidak mengalami Allah dan begitu dahaganya untuk dipuaskan oleh Allah. Airmatanya menunjukkan kesetiaannya kepada Allah, di saat orang-orang mencemoohnya, bahwa Allah tidak ada dalam kehidupan dan kesulitannya. Namun, di tengah ratapannya itu ia mengingat akan momen “berjalan dalam arak-arakan manusia”—yaitu peristiwa keluarnya Israel dari Mesir—sebuah momen “dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur.”

Tentunya setiap kita memiliki momen “keluar dari Mesir”-nya masing-masing, itu sebabnya marilah senantiasa mengingat momen “Keluaran” dalam kehidupan iman kita sebagai ingatan yang menguatkan agar senantiasa melanjutkan perjalanan menuju ‘Rumah Allah’ di depan kita. Amin. ?.

-san-