Renungan Harian 09 Maret 2023

Sahutnya kepada mereka: “Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu.” Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka.

Yunus 1:12-13   

Karena kebenciannya pada orang Niniwe, Yunus yang adalah seorang nabi, begitu niat lari dari panggilan Tuhan, karena dia tahu bahwa orang-orang Niniwe akan bertobat dan selamat karena belas kasihan Tuhan (Yun 4:2). Sangat ironis ketika di atas kapal yang akan tenggelam, Yunus menyuruh orang-orang kafir untuk membuangnya ke laut, namun dengan segala keterbatasan, mereka malah berbelaskasihan dan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan Yunus dengan berdayung ke darat, walau pada akhirnya membuang Yunus ke laut sesuai permintaannya. Kita sebagai orang percaya yang dipanggil untuk memuridkan segala suku bangsa oleh Kristus, apakah sedang lari seperti Yunus? Haruskah kita diingatkan tentang belas kasihan oleh Tuhan melalui orang-orang kafir? Tidak cukupkah cinta Kristus memotivasi kita melakukan amanat agung?

-hes-