“pada zaman akhir ini ia berbicara kepada kita dengan perantara anak-Nya yang telah ia tetapkan sebagai ahli waris segala sesuatu.” (TB)
Ibrani 1: 2a
Komunikasi adalah kegiatan umum yang tidak pernah terlepas dari aktivitas manusia; segala hal baik dari relasi terdekat hingga perekonomian pasti membutuhkan komunikasi. Ketika Allah yang Mahakuasa berkomunikasi dengan manusia, apakah hal itu merupakan aktivitas biasa? Tidak. Bukan hal biasa yang ditemui di dalam masyarakat karena aktivitas tersebut memerlukan kekhususan sikap hati dan sikap hidup. Ketika Allah tidak lagi berbicara kepada bangsa Israel, mereka menantik-nantikannya dengan hasrat yang kuat. Namun oleh karena dosa, ketiadaan komunikasi tersebut menjadi ada.
Maka sekaran surat Ibrani memberitahukan kepada kita, di zaman ini bahwa Allah “telah berbicara kepada kita” dan pemberitahuan ini tidak bisa disanggah kebenarannya karena Tuhan Yesus telah datang ke dunia ini. Di dalam Diri-Nya kita mengamini bahwa setiap firman melalui para nabi sudah digenapi, tinggal menunggu kegenapan Hari Tuhan dimana seluruh manusia melihat jelas kemuliaan Yesus yang pernah tersalibkan itu. Maka, bagaimana dengan sikap hati dan sikap hidup kita terhadap pemberitaan Tuhan Yesus hari ini? Apakah menghiraukan firman-Nya? Seharusnya tidak, karena saat kita menghiraukan firman-Nya kita sebenarnya menghiraukan Dia yang sudah berkomunikasi dengan kita sejak mulanya.
-lo-