Renungan Harian 09 September 2022

“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”

Filipi 4:4

Rasul Paulus menuliskan perintah untuk bersukacita senantiasa dalam Tuhan kepada jemaat di Filipi. Kata “sukacita” dipakai berulang kali dalam suratnya.

Sukacita tidak sama dengan kebahagiaan/berbahagia (happiness/being happy). Kita sering menjadi mengacaukan kedua hal tersebut, seolah sukacita adalah kebahagiaan, dan itu hanya didapat dalam kesenangan, kemakmuran dan kenyamanan hidup. Itu adalah salah! Itu tipuan iblis!

Sukacita bergantung pada Allah, Tuhan kita, yang tidak berubah. Sukacita merupakan hasil dari hidup yang berelasi dengan Allah, percaya bahwa Ia senantiasa menyertai kita.

Sukacita adalah bagian dari buah Roh. Hidup kita sebagai anak Tuhan harusnya berbuah, dan itu adalah hasil dari ketaatan kepada Roh Kudus. Sukacita anak Tuhan berasal dari hidup yang dekat dengan Tuhan dan terus bertumbuh dalam Tuhan, tanpa bergantung dengan keadaan, situasi maupun kondisi yang terjadi dalam hidup. Mari senantiasa bersukacita di dalam Tuhan! Jauhkan hidup yang bergantung pada kesenangan, kemakmuran dan kenyamanan. Kiranya kita terus berbuah di dalam Tuhan. Soli Deo Gloria.

-ing-