Renungan Harian 08 Juni 2022

Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. 

Luk 1:38  

Sikap Maria disini sangatlah agung. Maria sempat bingung bagaimana ia harus mengandung tanpa suami. Dalam budaya Yahudi saat itu, – sangat berbeda dengan jaman kita yang bobrok saat ini, – seseorang wanita yang berzinah akan dirajam sampai mati. Allah tidak menghendaki adanya kenajisan dalam kehidupan manusia. Kesucian pernikahan begitu diagungkan, karena melambangkan hubungan antara Kristus dan jemaat (Efesus 5:31).

Penjelasan yang diberikan malaikat Gabriel tentu sangat sulit diterima akal karena memang tidak pernah terjadi sebelumnya, dan bukanlah hal yang bisa dibuktikan secara ilmiah dan logika. Orang masa kini ingin semua urusan iman harus bisa dibereskan dengan logika dan harus cocok dengan sains. Maria tidak.

Maria melihat pekerjaan Allah adalah pekerjaan yang agung, melampaui pikiran dan pengalaman manusia. Sekalipun ia sulit mengerti, ia menyadari posisinya sebagai hamba Allah. Ia taat penuh dengan segala resikonya. Ketaatan tidak menghilangkan semua resiko dan bahaya yang harus Maria hadapi, tetapi ia siap untuk menghadapinya bersama dengan Allah yang menugaskannya. Bagaimana dengan kita?

-ss-