“… Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu”
Lukas 6:27b
Perintah terbesar—dan tersulit—bagi kita sebagai Kristen adalah mengasihi musuh. Kita mungkin meyakini bahwa yang berlabel musuh ialah yang terkategori orang kedua atau ketiga, tunggal maupun jamak, yaitu orang di luar diri kita. Nah, bagaimana jika musuh kita ternyata diri sendiri? Mungkin kita menyanggah, “Ah, mana mungkin kita menjadi musuh bagi diri sendiri?” Ketika kita membenci—apalagi sampai menganiaya, baik secara fisik maupun verbal—diri sendiri, maka sejatinya kita memusuhi diri sendiri.
Pernahkah anda sedemikian marahnya pada diri sampai menyakiti diri? Setelah menjadi pemercaya masihkah anda membenci diri karena masa lalu anda? Bagi sebagian kita, akan selalu cukup alasan untuk membenci diri, namun perintah Allah ini jelas dan berlaku bagi diri sebagaimana bagi sesama.
-san-