Renungan Harian 02 November 2022

Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.” Nasihat itu diterima. 

Kisah 5:38-39  

Maksud dan perbuatan memiliki hubungan saudara. Relasi antara keduanya bisa beragam. Maksud yang baik akan diikuti dengan perbuatan baik. Maksud yang buruk akan mengiringi perbuatan buruk juga. Namun di situasi lain ada maksud baik tetapi perbuatan yang muncul berbeda dan ada yang maksud buruk, tetapi perbuatannya terlihat benar.

Dalam kasus para rasul, perbuatan mereka “dinilai”sangat buruk. Mereka dianggap telah mengkhianati agama dan tradisi Yahudi. Tindakan itu menyeret banyak orang untuk mengikuti ajaran para rasul. Ini membuat para tokoh agama Yahudi geram dan marah. Dalam 2 ayat ini, professor Gamaliel mengatakan bahwa yang berasal dari Allah tidak akan lenyap sekalipun itu terlihat buruk pada pandangan manusia kebanyakan. Guru besar Gamaliel mengajak pengikutnya untuk menguji setiap ajaran, filsafat atau teori. Jika ajaran itu dari manusia, maka itu tidak akan bertahan, tetapi jika dari Tuhan maka ajaran itu akan kekal sekalipun mengalami banyak perbantahan dan penolakan.

Mengapa demikian? Firman Tuhan di dalam kitab Yakobus 1:17 mengatakan bahwa setiap pemberian yang baik datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang. Dan hari ini, ajaran Tuhan Yesus masih berlaku dan itu akan tetap kekal selamanya. Allah telah mengirimkan Kristus bagi kita dan itu akan terus diberitakan. Dan itulah maksud baik dan perbuatan baik yang sesuai dengan kriteria Allah, sekalipun buruk pada pandangan manusia berdosa.

-es-