Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia.
Amsal 10:28
Amsal dari Salomo ini mendeskripsikan tentang orang yang bijak. Karakter ini dapar dimiliki orang benar, yaitu orang yang takut akan Allah. Pengharapannya digantungkan penuh kepada Tuhan, penguasa waktu dan tempat. Allah sudah menetapkan segala sesuatu; Ia mengetahui dan memilihara segala sesuatu. Bahkan masa depan kita juga berada di tangan-Nya, sekalipun tak nampak bagi kita. Karena itu, menaruh pengharapan dalam Tuhan adalah hal yang sangat reliable. Artinya kita sungguh percaya kepada Tuhan.
Pengharapan bukan sesuatu yang kosong. Paul Tripp menyatakan bahwa pengharapan didasarkan kepada keyakinan; keyakinan akan Allah yang bijak, setia dan mahukuasa. KIta tahu bahwa Allah tidak akan berubah dari karakter-Nya. Kedua, pengaharapan ini merupakan ekspektasi dari hasil yang pasti terjamin. Kita melihat bagaimana janji Allah selalu Ia tepati. Jadi, jika kita berpegang kepada janji tersebut, kita memperoleh jaminan yang pasti.
Paradigma ini dapat mengubah hidup kita. Keyakinan akan pengharapan yang terjamin ini membuat kita hidup optimis dan sukacita, kontras dengan hidup orang fasik yang pesimis dan kecewa karena berujung pada kesia-siaan. Mari kita kerjakan bagian kita dengan penuh keyakinan, hingga pada akhirnya nanti Tuhan mengatakan, “masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”
-AA-