Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. …(46) Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
Lukas 2: 43-46
Alkitab, khususnya Lukas di dalam melihat kemanusiaan Yesus, sebagai seorang anak yang mengikuti seluruh tradisi orang Yahudi, ingin membukakan adanya “elemen lain” yang perlu diperhatikan. Disini kita melihat satu fakta, bahwa sekalipun berusia 12 tahun, Yesus berbeda dari semua anak di usianya. Ia adalah Sang Raja yang hadir di dunia ini.
Alkitab mencatat bahwa orang tuanya sampai tiga hari mencari-cari Yesus dan baru hari ketiga ketemu di Bait Allah. Hal ini mengindikasikan, orang tuanya sama sekali tidak menyadari “berbeda”-nya anaknya dari semua anak lain. Mungkin dicari di tempat permainan, di tempat yang suka dikunjungi anak-anak. Tidak terpikir oleh mereka, bahwa Yesus di Bait Allah. Ini adalah hint yang ingin ditunjukkan oleh Lukas bahwa Yesus adalah anak yang berbeda. Orientasinya bukan seperti anak pada umumnya yang lebih suka main. Yesus lebih suka “di rumah Bapa-Ku”.
Lukas juga mencatat apa yang Yesus lakukan di bait Allah, bukan mengagumi gedung yang memang begitu mewah, Bait Allah buatan Herodes sang arsitek terkenal, tetapi lebih membicarakan Firman, membicarakan Taurat. Bagaimana dengan kita?
-ss-