Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu,”
Lukas 3:3
Berita yang sedemikian penting, yang menyangkut kehidupan manusia yang begitu serius, ternyata tidak dikumandangkan dari Bait Allah. Di masa Herodes, di masa Yohanes pembaptis, Bait Allah Yerusalem adalah Bait Allah yang paling megah, dengan kubah berlapis emas yang berkilau sedemikian indahnya. Namun, disitu Allah tidak lagi bertakhta; Allah tidak lagi hadir di tengah umat-Nya; Allah tidak ada lagi menyuarakan kebenaran-Nya dari tempat yang najis walau indah.
Bait Allah tetap berstatus bait Allah, diagungkan oleh manusia, dikagumi oleh para pecinta arsitektur, sebagai karya arsitektural yang sedemikian unggul dan luar biasa. Tetapi di hadapan Allah, bait Allah ini tidak lebih dari sampah. Para imam ini tidak lagi mewakili Allah, dan tidak lagi dilihat oleh Allah.
Allah memilih untuk memakai padang gurun, dan memanggil hamba-Nya Yohanes (Pembaptis) untuk berteriak mewakili Diri-Nya. Yohanes lebih cocok dan berkenan di hadapan Allah, dan padang gurun merupakan tempat yang lebih pas bagi Allah. Pelajaran penting apakah yang Anda dan saya bisa pelajari dari kejadian ini, terhadap kehadiran keberadaan kita, Gereja dan umat Tuhan?
-ss-