Yang kukehendaki adalah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.
Filipi 3:10-11
Kita sebagai orang Kristen lebih sering berpuas diri ketika sudah mempelajari secara kognitif banyak doktrin Kristen yang penting dan sudah membaca banyak buku teologi. Kedua hal tersebut adalah hal yang baik, tetapi seharusnya tidak berhenti disitu. Banyak yang belajar teologi dengan disiplin dan sungguh-sungguh tetapi tidak bertumbuh dalam karakter, misalnya tetap menjadi orang yang berkarakter dingin. Hal tersebut dapat terjadi karena belajar teologi sering hanya menjadi rutinitas untuk memuaskan hasrat otak atau malah menjadi etalase kesombongan untuk dipertontonkan kepada orang lain. Refleksi diri dan tuntutan untuk menghidupi apa yang dipelajari tidak pernah menjadi hal yang penting. Mengenal Tuhan dalam teologi Paulus bukan hanya merupakan sebuah bentuk penguasaan doktrin, tetapi menghidupi firman, baik dalam suka maupun duka, sehingga Paulus terus diubahkan oleh Roh Kudus untuk semakin serupa Kristus. Sudahkah kita tekun melakukan refleksi diri dan berusaha menghidupi segala firman yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita?
-hen-